Sejarah Singkat Desa Pering

Desa Pering memiliki sejarah yang sangat unik.

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Pura

Selain dikenal dengan keindahan wisata alamnya, Pulau Bali juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Kerajinan Pahat Kayu

Di Desa Pering tersimpan berbagai kekayaan budaya, salah satunya adalah kerajinan pahat kayu.

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Sanggar Seni Gita Lestari

Salah satu perangkat kostum tari di Sanggar Seni Gita Lestari

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 29 Agustus 2014

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Gamelan

Selain terkenal dengan pariwisata yang memesona, kebudayaan di Bali juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, salah satunya adalah gamelan bali. Kebudayaan yang sangat berharga ini sudah sepatutnya dilestarikan agar tidak terkikis oleh modernisasi. Baik orang tua, remaja maupun anak-anak turut berkontribusi dalam pelestarian budaya asli daerah ini. 

Desa Pering pun memiliki berbagai sarana untuk memfasilitasi warganya untuk turut serta dalam pelestarian budaya lokal. Setiap banjar di Desa Pering memiliki kelompok gamelan. Kelompok ini meliputi kelompok gamelan untuk umum, remaja dan anak-anak serta ibu PKK.  

Kali ini kami berkesempatan untuk meliput kelompok gamelan remaja yang ada di Banjar Pinda. 
Suasana latihan gamelan (klik untuk memperbesar)
Kelompok gamelan ini melibatkan anak-anak dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Dilatih oleh Bli GusDur, anak-anak berlatih dengan serius untuk mengikuti semua instruksi dari pelatih. Seringkali kesalahan-kesalahan kecil dilakukan, tetapi Bli GusDur tetap membimbing mereka dengan penuh kesabaran. 


Latihan gamelan ini dilakukan setiap hari minggu mulai jam 17.00 sampai selesai. mereka biasanya berlatih di area pelataran Pura Khayangan Tiga Banjar Sema.  Kelompok gamelan yang baru dibentuk pada tahun 2014 ini, berlatih untuk mengisi upacara-upacara adat yang ada di Banjar Pinda.  Agenda terdekat, mereka akan mengiringi gamelan di festival layang layang  Desa Pering pada Akhir Agustus 2014. 


Kegiatan Konservasi Penyu di Desa Pering


       Salah satu upaya yang dilakukan untuk pelestarian satwa dilindungi adalah dengan cara penangkaran yang kemudian penyu tersebut dilepas liarkan ke laut. Sehubungan dengan ituDesa Pering diberikan kehormatan untuk menjadi tempat pelepasan penyu-penyu hasil penangkaran ke alam liar tepatnya di Pantai Segara Wilis (Pering), Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.



      Pelepasan itu dipimpin langsung oleh Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata, SH yang diikuti oleh masyarakat dan nelayan dengan sangat antusias. Hal itu menunjukan masyarakat sekitar sudah semakin peduli akan pentingnya menjaga ekosistem laut ,yang salah satunya dengan menjaga kelestarian penyu.
    Seperti dikatakan salah satu warga lokal, kini mereka sudah tidak lagi berburu telur penyu untuk dikonsumsi. Sekarang ketika mereka menemukan penyu yang sedang bertelur mereka akan memberikan tanda pada tempat itu dan kemudian kembali ke lokasi tersebut untuk mengambil telur penyu dan di berikan ke lokasi konservasi penyu yang berada di Desa Saba.

      Dengan kesadaran yang sudah cukup baik dari warga sekitar ini diharapkan agar satwa dilindungi seperti penyu laut ini akan terus berpetualang menjelajahi pulau serta laut-laut yang ada di Indonesia.

Selasa, 12 Agustus 2014

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Sanggar Seni Gita Lestari

Seperti kita ketahui, Pulau Bali menyimpan banyak kekayaan budaya. Siapa yang tidak tahu Tari Pendet dan Tari Kecak? Selain tarian, Bali juga memiliki kesenian wayang yang khas. Untuk menjaga kelestarian kesenian-kesenian tersebut, banyak berdiri sanggar-sanggar kesenian yang mengajarkan kaum muda berbagai jenis kesenian tradisional khas Bali tersebut. Salah satunya adalah Sanggar Kesenian Gita Lestari di Desa Pering, tepatnya di Banjar Patolan.
Salah satu perangkat kostum tari di Sanggar Seni Gita Lestari (klik untuk memperbesar)
Sanggar Kesenian Gita Lestari ini didirikan oleh I Ketut Darya pada tahun 1998 yang sekaligus merupakan sanggar kesenian yang pertama berdiri di Desa Pering. I Ketut Darya mendirikan sanggar seni ini untuk menyalurkan hobi seni sekaligus mengembangkan potensi seni di desa. Selain menjadi pengurus dan pengajar di sanggar seni, I Ketut Darya juga berprofesi sebagai guru kesenian di SMK 3 Sukawati.
Pendiri dan pengurus Sanggar Seni Gita Lestari, I Ketut Darya dengan keris untuk pentas (klik untuk memperbesar)
Sanggar seni ini tidak memungut biaya untuk setiap orang yang datang untuk berlatih tari. Peserta yang datang diajar langsung oleh I Ketut Darya dan keempat putrinya. Jenis-jenis kesenian yang diajarkan sangat bervariasi, dari tari, gamelan, hingga kesenian wayang. Latihan diintensifkan minimal satu bulan sebelum acara, sehingga tidak ada latihan rutin selama hari biasa. Acara-acara yang biasa diisi oleh sanggar ini meliputi acara-acara adat di sekitar desa.

Salah satu alamat gamelan di Sanggar Seni Gita Lestari (klik untuk memperbesar)

Sebagai sanggar tari yang tertua di Desa pering, Sanggar Seni Gita Lestari selalu mempertahankan idealisme untuk melestarikan sebagian dari kesenian nusantara. Walaupun di tengah gerakan modernisasi yang begitu pesat, tidak menyurutkan niat I Ketut Darya untuk mempertahankan sanggar keseniannya.

Selain sanggar tari, beliau juga mendirikan Koperasi Seniman yang terdiri dari 120 anggota dan iuran Rp20.000,00 setiap bulan. Sebagian besar dari anggota koperasi ini adalah petani dan pegawai negeri sipil.

Koperasi Simpan Pinjam dan Sanggar Seni milik I Ketut Darya (klik untuk memperbesar)
Jika anda tertarik mengunjungi sanggar tari ini, anda bisa datang ke Desa Pakraman Patolan, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Kamis, 07 Agustus 2014

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Kerajinan Pahat Kayu

Di Desa Pering tersimpan berbagai kekayaan budaya, salah satunya adalah kerajinan pahat kayu. Pengrajin-pengrajin ini terpusat di Banjar atau Desa Pakraman Perangsada. Hingga saat ini hanya tersisa tujuh lokasi pembuatan patung-patung pahat ini. Wayan Kumpul adalah salah satu pemahat kerajinan ini yang masih bertahaan hingga sekarang.

Salah satu anak buah Wayan sedang mengukir detil dari Patung Beruang (klik untuk memperbesar)
Workshop milik Wayan ini berlokasi di Jalan Raya Perangsada, Blahbatuh, Gianyar. Awalnya Wayan belajar teknik memahat di Ubud, Bali. Kemudian pada tahun 1996, berbekal kemampuan yang dimiliki, beliau berinisiatif untuk mendirikan usaha pahat kayu di tempat asalnya.


Patung-patung yang dibuat di workshop milik Wayan sangatlah beragam. Kebanyakan, patung-patung tersebut dibuat sesuai permintaan pembeli. Namun, yang paling sering dipesan adalah patung-patung yang berbentuk binatang seperti burung, anjing, dan beruang. Untuk mengerjakan semua pesanan, Wayan mempekerjakan sekitar 20 pekerja, yang semuanya berasa dari Desa Pering, dengan hasil tiga patung besar per minggu, dan 10 patung kecil per minggu yang dibuat oleh setiap pekerja. Sayangnya, karena terbatasnya tenaga kerja, produk yang dihasilkan juga sedikit padahal permintaan untuk produk-produk ini tinggi.

Contoh patung kecil berbentuk beruang yang sudah jadi (klik untuk memperbesar)

Wayan biasanya memasarkan produk-produknya di Pasar Sukowati, tetapi banyak juga permintaan datang dari artshops yang berada di Ubud. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk membeli patung kayu langsung di workshop milik Wayan.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Sejarah Singkat Desa Pering: Dusun Sema


Masyarakat sema adalah pengiring Gusti Agung yang pergi dari gelgel atas perinah Ida Palungguh Dalem untuk mencari tanah (tempat tinggal) yang keramat (tanah yang bersinar/bercahaya). Setelah mengelilingi Buleleng, Negara. Jimbaran, Adung. Menguwi maka akhirnya menetap di Sema tetapi tidak bertahan lama menetap karena

Desa Sema terlalu keramat dan akhirnya pindah ke Desa Keramas, hanya pengikut (pengiringnya) masih tinggal di Sema yang kemudian menjadi pengemon Pura Penataran milik Gusti Agung di Dusun Sema.

Sejarah Singkat Desa Pering: Dusun Tojan


Dalam sejarah Dusun Tojan dipaparkan bahwa pada waktu jaman kerajaan di Bali, di mana masing-masing raja mempuyai pasukan atau prajurit-prajurit kerajaan di gelgel ditempatkan orang orang handalan raja yang berlokasi disebelah barat Sungai Haa (Toya Haa) dan merupakan orang-orang pilihan yang mempunyai jiwa kepahlawanan serta memiliki sikap berani mati (Metoh Jiwa). Prajurit-prajurit ini senantiasa disiagakan siap menerima perintah raja untuk berperang atau bertempur mati-matian untuk membela raja, mereka menyatukan diri untuk Metoh Jani, artinya mempertaruhkan jiwa membela raja.
Dari kata Metoh jani ini secara langsung disebabkan pula wilayah bermukimnya para prajurit dan dari kata tohjani inilah menjadi sebutan Tohjan dan untuk mempersingkat atau mempermudah ucapan disebut Tojan. Jadi Desa Tojan klungkung tidak pernah terlepas kaitannya dengan Dusun Tojan di Pering Blahbatuh, karena Dusun Tojan berasal dari pengiring Arya Jelantik Kesah (pergi dari Gelgel) Didalam perjalanan dari gelgel ke Tojan yang diikuti oleh bala tentara/ prajurit maka sampai di Tojan klungkung setelah bala prajurit melihat d kebun tebu ada burung perkutut, disana menurut perkiraaan prajurit tidak mungkin lewat ke Tojan terbukti burung perkutut masih ada diatas tebu, sehingga Tojan yang ada di klungkung karena dipandang sangat berjasa, makan dipindahkan ke Tojan Pering, Blahbatuh asal mulanya Arya Jelantik.

Sejarah Singkat Desa Pering: Dusun Perangsada


Perangsada berasal dari kata “Paras dan Sada”, secara leksikal “Paras” berarti Padas sedangkan “Sada” berarti agak baik. Sehingga Paras sada berarti tempat batu padas yang agak baik. Masyarakat Parangsada berasal dari keturunan Wala Singa (Blangsinga) yang pada mulanya datang berdua mencari batu padas, kemudian mendirikan padukuhan.
Setelah lama mencari batu padas, mereka berkaul apabila mereka mendapatkan rejeki ditempat tersebut, mereka akan mendirikan Pura Penataran. Pura ini telah menyimpan banyak peninggalan sejarah dan purbakala berupa Arca Klasik.