Sejarah Singkat Desa Pering

Desa Pering memiliki sejarah yang sangat unik.

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Pura

Selain dikenal dengan keindahan wisata alamnya, Pulau Bali juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Kerajinan Pahat Kayu

Di Desa Pering tersimpan berbagai kekayaan budaya, salah satunya adalah kerajinan pahat kayu.

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Sanggar Seni Gita Lestari

Salah satu perangkat kostum tari di Sanggar Seni Gita Lestari

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 30 Juli 2014

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Pura

Selain dikenal dengan keindahan wisata alamnya, Pulau Bali juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura. Hal ini dikarenakan mayoritas dari penduduk Bali beragama Hindu dan Pura adalah tempat beribadahnya. Secara harafiah, Pura diambil dari bahasa Sansekerta “Pur” yang berarti kota benteng, atau benteng. Jadi, Pura yang ada di Bali berfungsi sebagai benteng dari segala hal yang negatif.

Untuk diakui sebagai desa pakraman (banjar atau dusun) yang resmi, setiap banjar harus memiliki tiga pura utama atau biasa disebut Tri Kahyangan atau Kahyangan Tiga.

Pura Tri Kahyangan terdiri dari tiga macam pura, yaitu:
  • Pura Desa
    • Merupakan Pura Dewa Brahma yang merepresentasikan pencipta.
  • Pura Puseh
    • Merupakan Pura Dewa Wisnu merepresentasikan pemelihara.
  • Pura Dalem
    • Merupakan Pura Dewa Siwa yang merepresentasikan pelebur.

Pura Puseh di Banjar Sema (klik untuk memperbesar)
Selain Tri Kahyangan, terdapat pula Pura Sad Kahyangan. Pura Sad Kahyangan adalah pura yang biasa dikunjungi oleh masyarakat luas, dan sering kali digunakan sebagai tempat wisata. Contoh-contoh Pura Sad Kahyangan adalah Pura Uluwatu, Pura Besakih, dan Pura Tapaksiring.

Karena Desa Pering terdiri dari enam banjar, total pura yang termasuk dalam Tri Kahyangan adalah delapan belas pura. Selain 18 pura tersebut, masyarakat juga memiliki beberapa pura pribadi yang terdiri dari gabungan beberapa keluarga atau kelompok maupun milik keluarga pribadi.

Pura Tapasidi di Banjar Sema (klik untuk memperbesar)
Seperti setiap pura yang ada di Bali, pura di Desa Pering juga memiliki keindahan dan eksotisme tersendiri. Seperti Pura Tapasidi yang terletak di Banjar Sema yang pada awalnya dibangun oleh Empu Matolan pada sekitar abad ke 14-15 Masehi. Sampai sekarang banyak peninggalan arca di sekitar pura ini, dan kepercayaan masyarakat Patolan tetap memuja peninggalan “harta pusaka” Empu Matolan berupa Suwamba (Pewedan) Bajra, Padupan, Teken, dan Tombak Pengawin. Benda-benda kuno tersebut, sampai sekarang masih tersimpan di rumah Mangku Made Parsa sebagai benda warisan leluhur yang tetap dilestarikan dan dikeramatkan.


Pura Segara Wilis di Banjar Patolan (klik untuk memperbesar).
Langsung berhadapan dengan pemandangan Pantai Pering.
Selain itu, Desa Pering juga memiliki satu Pura Sad Kahyangan. Pura itu bernama Pura Segara Wilis yang terletak di Banjar Patolan, tepatnya di tepi Pantai Pering.

Sejarah Singkat Desa Pering

Nama suatu desa atau wilayah umumnya mempunyai makna tertentu yang dimaksudkan untuk mengenang suata kejadian atau peristiwa atau hal-hal yang dianggap penting yang mempunyai nilai historis pada saat nama itu diberikan.

Pura Kahyangan Tiga di Banjar Perangsada (Klik untuk memperbesar)

Di Bali pada khususnya nama desa atau wilayah dikaitkan dengan sejarah raja-raja masa Hindu Bali atau masa Bali kuno. Selain itu, dipengaruhi oleh masa Kerajaan Majapahit, Kerajaan Samprangan, dan Kerajaan Gelgel seperti yang dijumpai pada prasasti dan babad (sima) tentang sila-sila atau keturunan orang di Bali. Kemudian juga dipengaruhi oleh struktur dan system pemerintahan raja-raja di Bali sampai penguasa desa.


Desa Pering memiliki sejarah yang sangat unik.