Kamis, 07 Agustus 2014

Kekayaan Wisata di Desa Pering: Kerajinan Pahat Kayu

Di Desa Pering tersimpan berbagai kekayaan budaya, salah satunya adalah kerajinan pahat kayu. Pengrajin-pengrajin ini terpusat di Banjar atau Desa Pakraman Perangsada. Hingga saat ini hanya tersisa tujuh lokasi pembuatan patung-patung pahat ini. Wayan Kumpul adalah salah satu pemahat kerajinan ini yang masih bertahaan hingga sekarang.

Salah satu anak buah Wayan sedang mengukir detil dari Patung Beruang (klik untuk memperbesar)
Workshop milik Wayan ini berlokasi di Jalan Raya Perangsada, Blahbatuh, Gianyar. Awalnya Wayan belajar teknik memahat di Ubud, Bali. Kemudian pada tahun 1996, berbekal kemampuan yang dimiliki, beliau berinisiatif untuk mendirikan usaha pahat kayu di tempat asalnya.


Patung-patung yang dibuat di workshop milik Wayan sangatlah beragam. Kebanyakan, patung-patung tersebut dibuat sesuai permintaan pembeli. Namun, yang paling sering dipesan adalah patung-patung yang berbentuk binatang seperti burung, anjing, dan beruang. Untuk mengerjakan semua pesanan, Wayan mempekerjakan sekitar 20 pekerja, yang semuanya berasa dari Desa Pering, dengan hasil tiga patung besar per minggu, dan 10 patung kecil per minggu yang dibuat oleh setiap pekerja. Sayangnya, karena terbatasnya tenaga kerja, produk yang dihasilkan juga sedikit padahal permintaan untuk produk-produk ini tinggi.

Contoh patung kecil berbentuk beruang yang sudah jadi (klik untuk memperbesar)

Wayan biasanya memasarkan produk-produknya di Pasar Sukowati, tetapi banyak juga permintaan datang dari artshops yang berada di Ubud. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk membeli patung kayu langsung di workshop milik Wayan.

0 komentar:

Posting Komentar